Biografi Nabi Muhammad Saw
Biografi Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi
terakhir yang diutus oleh Alloh SWT sebagai penyempurna ajaran Nabi-Nabi
sebelumnya dan juga sebagai Nabi penutup zaman. Nabi Muhammad dilahirkan di
Mekkah pada hari Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau bertepatan dengan
tanggal 20 April 571M.
Nabi
Muhammad dilahirkan dari rahim seorang ibu yang bernama Siti Aminah dan seorang
ayah yang bernama Abdullah. Ayah Nabi Muhammad adalah anak dari Abdul Muthalib
yaitu seorang bangsawan suku Quraisy yang sangat disegani, dengan kata lain
Nabi Muhammad adalah cucu dari bangsawan dan konglomerat di masanya. Namun
sayang saat Nabi Muhammad berada di kandungan ibunya 7 bulan, ayahnya meninggal
dunia.
Jadi Nabi Muhammad sudah menjadi yatim semenjak didalam kandungan.
Jadi Nabi Muhammad sudah menjadi yatim semenjak didalam kandungan.
“Muhammad” adalah nama yang
diberikan oleh kakeknya yang berarti “Yang Terpuji”. Saat dalam asuhan ibunya,
Muhammad disusukan oleh ibunya pada seorang wanita dusun yang bernama Halimatus
Sa’diyah, Muhammad kecil tinggal bersama ibu susunya elama kurang lebih 4
tahun. Saat itu memang budaya Arab biasa menyusukan anaknya pada perempuan
dusun, diharapkan air susunya masih murni belum tercemar oleh hawa kota.
Ada kejadian aneh saat Muhammad
kecil berada pada asuhan ibu susunya yaitu suatu hari Muhammad diajak oleh
seorang lelaki berwajah putih bersih dengan mengenakan pakaian putih, Muhammad
kecil diajaknya ke sumur zam-zam, disana Muhammad dibelah dadanya oleh
laki-laki tersebut, dan dicucinya hatinya dengan air zam-zam. Anak-anak lain
yang mengetahui hal itu menceritakannya pada ibu susunya yaitu Halimatus
Sa’diyah. Mengetahui apa yang telah dialami oleh Muhammad, ibu susunya menjadi
khawatir dan akhirnya Muhammad dipulangkan ke ibu kandungnya yaitu Siti Aminah.
Saat
Muhammad berusia 6 tahun, beliau dan ibunya pergi ke Madinah mengunjungi
kerabat ayahnya namun musibah menghampirinya yaitu ibunya sakit dan meninggal
di perjalanan tepatnya di tanah Abwa, jenazah ibunya dimakamkan disitu juga.
Pada umur enam tahun Muhammad kecil telah menjadi yatim piatu.
Hak asuh Muhammad jatuh ketangan kakeknya yaitu Abdul Muthalib, saat diasuh kakeknya inilah Muhammad sangat disayang sehingga ia bisa melupakan kesedihannya ditinggal ayah dan ibunya. Namun hal itu hanya berlangsung selama dua tahun karena sang kakek yang sangat mengasihinya juga meninggal dunia.
Muhammad kecil yang telah yatim piatu akhirnya diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Dibawah asuhan sang paman Muhammad diperlakukan seperti anaknya sendiri dan ia juga bergaul dengan anak pamannya yang lain. Ia menggembalakan domba seperti saudara lainnya dimana saat itu penggembala domba adalah profesi yang sangat menguntungkan dan menjadikan Muhammad menjadi pengusaha kecil.
Saat Muhammad berusia 12 tahun, ia diajak oleh sang paman yang seorang eksportir, mengirim dagangan ke negeri Syam. Dalam perjalanan itu mereka dikutit oleh seorang pendeta yang bernama Buhairah. Pendeta itu melihat bahwa ada seorang anak muda yang berada dalam kafilah itu yang selalu dinaungi awan, dan di punggungnya ada toh yang berinisial “Rasul Allah”. Saat ditanyai oleh pendeta tersebut bahwa anak muda itu bernama Ahmad atau Muhammad maka sang pendeta buru-buru menemui paman beliau yang merupakan penanggung jawab perjalanan itu dan menyempaikan agar kafilah mereka harus secepatnya pulang ke Mekkah karena dikhawatirkan anak muda yang bernama Muhammad itu akan dibunuh orang Yahudi karena anak muda itu kelak akan menjadi seorang Rasul. Dimana sudah terkenal jika Yahudi terkenal sebagai pembunuh Rasul sebelumnya seperti Nabi Zakaria serta hampir membunuh Nabi Isa juga.
Setelah menerima nasihat dari
pendeta tersebut akhirnya kafilah mereka segera menuntaskan urusannya di negeri
Syam dan segera pulang ke Mekkah.
Pada umur 25 tahun, Muhammad
berkongsi dengan Khadijah yaitu seorang janda kaya raya yang sangat terkenal.
Muhammad bertugas untuk membawa barang dagangan Khadijah untuk dipasarkan ke
luar negeri. Ditemani dengan seorang pembantu Khadijah yang bernama Ummu Aiman,
Muhammad berangkat membawa dagangan Khadijah ke luar negeri Mekkah. Saat
menjajakan dagangannya, Muhammad sangatlah jujur dan mengatakan kondisi
barangnya apa adanya, dari situlah dagangan yang dibawa Muhammad laku keras dan
cepat habis, Muhammad pulang membawa laba besar dan Ummu Aiman menceritakan
kejujuran akhlak beliau pada majikannya, Khadijah. Mendengar cerita dari
pembantunya, Khadijah diam-diam terpesona pada sosok Muhammad.
Khadijah kemudian mengungkapkan hal
itu melalui orang suruhannya pada Abu Thalib, paman Muhammad untuk meminang
Muhammad. Saat itu budaya Mekkah memperbolehkan perempuan menyatakan
pinangannya pada laki-laki dan hal itu adalah sesuatu yang wajar (saat itu
Mekkah menganut budaya matrilinear yaitu garis keturunan menganut garis ibu).
Muhammad sebenarnya juga mengagumi sosok Khadijah yang walaupun seorang Konglomerat namun tetap rendah hati serta tidak menyembah berhala. Muhammad yang saat itu terkenal sebagai “Pengusaha Muda “ yang tengah menanjak popularitasnya menyatakan kesediaannya untuk menikah dengan Khadijah yang seorang janda kaya raya berumur 40 tahun.
Muhammad sebenarnya juga mengagumi sosok Khadijah yang walaupun seorang Konglomerat namun tetap rendah hati serta tidak menyembah berhala. Muhammad yang saat itu terkenal sebagai “Pengusaha Muda “ yang tengah menanjak popularitasnya menyatakan kesediaannya untuk menikah dengan Khadijah yang seorang janda kaya raya berumur 40 tahun.
Muhammad menikahi Khadijah dengan
mas kawin 100 ekor unta, coba anda pikirkan betapa kayanya Muhammad saat itu,
satu ekor unta untuk harga saat ini saja mencapai 10 juta, jika seratus ekor
unta maka mas kawin Muhammad untuk Khadijah saat ini seperti mas kawin yang
mencapai 1 miliar. Coba teman-teman jawab, pengusaha muda mana di Indonesia
yang sanggup memberikan mas kawin senilai hampir satu miliar pada calon istrinya,
paling cuma seperangkat alat shalat saja.
Ini membuktikan bahwa Muhammad saat itu benar-benar seorang pengusaha yang sukses dan kaya raya. Muhammad memang dipersiapkan oleh Alloh untuk menjadi pemimpin maka faktor modal termasuk finansial juga harus kuat. Jika tidak kuat secara finansial tak mungkin bisa mendanai dakwah Islam yang saat awal mendapat tantangan luar biasa, lagian gak mungkin ada orang yang mau mendengar jika seorang Rasul adalah orang yang kekurangan. Seorang Rosul Alloh bukanlah orang miskin yang suka meminta sedekah.
Rosul Alloh adalah orang yang latar belakang keluarganya baik-baik bahkan seorang bangsawan dan pastilah orang yang kuat pengaruhnya dan kaya-raya di masyarakatnya dan di jamannya. Khadijah juga tidak mungkin mau jika calon suaminya tidak seimbang dengannya, selain memiliki integritas calon suami Khadijah juga harus memiliki visi, ilmu dan kekuatan finansialnya bisa menandingi Khadijah karena suaminya harus juga bisa menjalankan bisnis milik Khadijah selain bisnisnya sendiri dan orang yang cocok itu adalah Muhammad. Begitulah Alloh mengatur dan mempersiapkan manusia pilihannya yang kelak mengemban tugas super berat dan sangat mulia sebagai Rosul Alloh yang harus memperbaiki masyarakat yang sangat rusak dan bejat menjadi masyarakat Madani yang hidup sesuai dengan aturan Alloh.
Ini membuktikan bahwa Muhammad saat itu benar-benar seorang pengusaha yang sukses dan kaya raya. Muhammad memang dipersiapkan oleh Alloh untuk menjadi pemimpin maka faktor modal termasuk finansial juga harus kuat. Jika tidak kuat secara finansial tak mungkin bisa mendanai dakwah Islam yang saat awal mendapat tantangan luar biasa, lagian gak mungkin ada orang yang mau mendengar jika seorang Rasul adalah orang yang kekurangan. Seorang Rosul Alloh bukanlah orang miskin yang suka meminta sedekah.
Rosul Alloh adalah orang yang latar belakang keluarganya baik-baik bahkan seorang bangsawan dan pastilah orang yang kuat pengaruhnya dan kaya-raya di masyarakatnya dan di jamannya. Khadijah juga tidak mungkin mau jika calon suaminya tidak seimbang dengannya, selain memiliki integritas calon suami Khadijah juga harus memiliki visi, ilmu dan kekuatan finansialnya bisa menandingi Khadijah karena suaminya harus juga bisa menjalankan bisnis milik Khadijah selain bisnisnya sendiri dan orang yang cocok itu adalah Muhammad. Begitulah Alloh mengatur dan mempersiapkan manusia pilihannya yang kelak mengemban tugas super berat dan sangat mulia sebagai Rosul Alloh yang harus memperbaiki masyarakat yang sangat rusak dan bejat menjadi masyarakat Madani yang hidup sesuai dengan aturan Alloh.
Perlu diingat bahwa Muhammad menikah
dengan Khadijah bukan karena kekayaan Khadijah melainkan karena sosok Khadijah
yang sangat rendah hati dan penyantun pada fakir miskin serta Khadijah tetap
memegang teguh ajaran Tauhid yang dibawa oleh Nabi terdahulu yaitu hanya
menyembah Alloh dan tidak menyembah berhala, hal itu sangat berkebalikan dengan
tabiat wanita-wanita kaya Quraisy lainnya dimana suka memamerkan aurot, suka
bersolek, pamer kekayaan, menonjolkan perhiasannya, berpesta pora, menyembah
berhala dan bermegah-megahan. Khadijah adalah wanita mulia dan terjaga dari
hal-hal rendah seperti itu, meskipun ia sebenarnya sangat mampu untuk melakukan
hal itu karena kekayaan dan pengaruhnya yang sangat besar namun ia menjauhi
hal-hal rendah itu.
Dari pernikahannya, Muhammad dan
Khadijah dikaruniai enam orang anak yang bernama Qasim, Zainab, Ruqayyah,
Fatimah, Ummu Kaltsum, dan Abdullah. Muhammad juga memiliki putera yaitu
Ibrahim dari ibu Mariya al-Qibthiyyah. Jadi sebenarnya putera Muhammad ada
tujuh.
Proses Kenabian Muhammad SAW.
Sejak muda Muhammad diberi gelar
Al-Amin yang berarti dapat dipercaya. Gelar ini disematkan oleh masyarakat Arab
saat itu karena memang Muhammad adalah orang yang sangat jujur jika diberi
amanah. Banyak orang Quraisyi yang menitipkan hartanya pada Muhammad dan
pastilah aman dan tidak dicurangi. Saat itu belum ada bank seperti saat ini,
sehingga jika pedagang sedang berdagang ke luar negeri seperti ke Syam atau ke
negara di luar Mekkah maka hartanya di rumah dititipkan pada seseorang yang
bisa dipercaya dan yang paling terkenal amanahnya jika dititipi harta benda itu
adalah Muhammad.
Ada juga peristiwa yang membuat
Muhammad semakin disegani masyarakat saat itu yaitu ketika Ka’bah dibersihkan
dan Hajar Aswad harus kembali diletakkan pada tempat semula, setiap ketua suku
saling berebut untuk meletakkannya bahkan nyaris terjadi pertumpahan darah,
karena suatu kebanggaan bagi sebuah suku jika ketua suku mereka menjadi orang
yang meletakkan batu hitam yang sangat mulia dan bersejarah itu. Namun kemudian
sesepuh dari mereka berkata bahwa bagaimana kalau orang yang meletakkan Hajar
Aswad adalah orang yang akan datang pertama kali dari balik bukit.
Dan mereka menunggu orang tersebut dan akhirnya orang tersebut adalah Muhammad Al-Amin. Maka Muhammad segera berfikir dan mengambil sehelai kain panjang, diletakkannya Hajar Aswad di tengah-tengah kain tersebut, lalu disuruhnya setiap kepala suku untuk memegang dan mengangkat ujungnya menuju tempat Hajar Aswad itu setelah sampai, Muhammad dengan tangannya yang mulia memasangkan batu hitam itu ditempatnya.
Puaslah para ketua suku atas solusi Muhammad. Bisa saja saat itu Muhammad tidak perlu membuat keputusan untuk menggelar kain dan menyuruh tiap ketua suku untuk mengangkat ujungnya, bisa saja Muhammad sendiri yang langsung meletakkan batu tersebut sendirian tanpa perlu melibatkan para ketua suku namun Muhammad bukanlah orang yang egois, beliau adalah orang yang luar biasa cerdas serta bijaksana, beliau tahu bahwa sangat membanggakan sekali jika bisa menjadi orang yang meletakkan Hajar Aswad ditempatnya maka beliau membuat keputusan tersebut agar semua suku merasa puas dan bangga. Itulah yang membuat orang sangat mengagumi pemuda yang bernama Muhammad ini.
Dan mereka menunggu orang tersebut dan akhirnya orang tersebut adalah Muhammad Al-Amin. Maka Muhammad segera berfikir dan mengambil sehelai kain panjang, diletakkannya Hajar Aswad di tengah-tengah kain tersebut, lalu disuruhnya setiap kepala suku untuk memegang dan mengangkat ujungnya menuju tempat Hajar Aswad itu setelah sampai, Muhammad dengan tangannya yang mulia memasangkan batu hitam itu ditempatnya.
Puaslah para ketua suku atas solusi Muhammad. Bisa saja saat itu Muhammad tidak perlu membuat keputusan untuk menggelar kain dan menyuruh tiap ketua suku untuk mengangkat ujungnya, bisa saja Muhammad sendiri yang langsung meletakkan batu tersebut sendirian tanpa perlu melibatkan para ketua suku namun Muhammad bukanlah orang yang egois, beliau adalah orang yang luar biasa cerdas serta bijaksana, beliau tahu bahwa sangat membanggakan sekali jika bisa menjadi orang yang meletakkan Hajar Aswad ditempatnya maka beliau membuat keputusan tersebut agar semua suku merasa puas dan bangga. Itulah yang membuat orang sangat mengagumi pemuda yang bernama Muhammad ini.
Muhammad sangat peka terhadap
sekelilingnya, beliau sering berfikir akan kerusakan sosial yang terjadi di
sekitarnya. Saat itu marak sekali di masyarakat terjadi penyimpangan sosial
seperti mabuk-mabukan menjadi hal yang biasa, perampasan hak serta penindasan
oleh si kaya terhadap si miskin, perbudakan, seks bebas, pemerkosaan,
bermegah-megahan, mengubur bayi perempuan hidup-hidup karena memiliki anak
perempuan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Mungkin kebobrokan
masyarakat saat itu tak jauh berbeda dengan yang terjadi di sekeliling kita
saat ini.
Saat usia beliau menginjak 35 tahun,
Muhammad sering mengasingkan diri keluar kota Mekkah agar lebih tenang dan
dapat berfikir jernih. Sebagai seorang yang sangat peduli dengan lingkungannya
dan bangsanya, Muhammad ingin melakukan sesuatu agar kerusakan moral yang
terjadi di kalangan masyarakat Arab tak terus berlanjut. Namun beliau sendiri
bingung harus memulai dari mana. Tempat yang beliau pilih untuk merenung dan
berfikir adalah Gua Hira’.
Akhirnya pada saat usia Muhammad 40
tahun disuatu malam saat beliau sedang khusyuk berdoa pada sang Khalik,
muncullah cahaya putih yang tak lain adalah malaikat Jibril dan berkata “Iqra’”
yang berarti “Bacalah” dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Memang Nabi
Muhammad adalah seorang yang Umi atau buta huruf. Karena saat itu sangat jarang
sekali orang yangbisa membaca dan menulis jika bukan seorang yang khusus
mempelajari syair dan sastra. Orang yang tidak bergulat dibidang syair jarang
yang bisa membaca dan menulis.
Lalu Jibril mengatakan lagi “Iqra’”
dan Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Kemudian Jibril mendekat dan
merangkul Muhammad yang saat itu sedang ketakutan karena didatangi orang asing
dan berkata padanya untuk yang ketiga kalinya “Iqra’ bismirabbikalladzii
Khalaq...” Itu adalah surat AL-‘Alaq ayat 1-5 yaitu wahyu yang pertama kali
turun pada Muhammad dan resmilah saat itu yaitu malam 17 Ramadhan Muhammad
diangkat oleh Alloh menjadi Rasulnya.
Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)
Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)
Setelah menirukan Jibril membaca
surat Al- ‘Alaq ayat 1-5, Nabi Muhammad pun segera pulang dengan rasa takut dan
gemetar. Sesampai di rumah beliau meminta pada istri beliau Khadijah untuk
menyelimutinya. Setelah tenang beliau bercerita pada Khadijah bahwa beliau
telah didatangi orang yang sangat putih bersih dan tampan dan menyuruhnya untuk
membaca surat Al-‘Alaq dimana isi bacaannya sangat indah dan belum pernah ada
sebelumnya.
Khadijah adalah istri yang sangat
bijaksana, mendengar cerita suaminya, beliau tersenyum dan berkata “
Berbahagialah suamiku sesungguhnya itu adalah Jibril, yaitu malaikat yang juga
diturunkan pada Rosul sebelum engkau.” Saat itu Muhammad belum mengerti jika
itu adalah Jibril.
Lalu Khadijah pergi ke rumah saudaranya yang menjadi ahli kitab yang tetap berpegang pada ajarann Tauhid yang bernama “Waraqaq bin Naufal” dan menceritakan apa yang dialami suaminya. Waraqaq pun berkata bahwa orang yang disebut dalam kitab sebelumnya telah datang yaitu Muhammad suami Khadijah dan Waraqaq pun berpesan pada Khadijah agar menjaga sang suami sepanjang waktu karena, suaminya adalah manusia piluhan yang selama ini ditunggu tunggu kehadirannya. Waraqaq pun menambahkan bahwa jikalau ia masih muda dan sehat tentu ia akan sekuat tenaga melindungi Rosul Muhammad dan akan membelanya saat beliau nanti dimusuhi dan diusir dari Mekkah oleh orang kafir Quraisy.
Itulah keterangan Waraqaq pada Khadijah. Dan mulai saat itu Khadijah semakin kagum pada suaminya, ternyata suaminya adalah orang yang dipilih Alloh menjadi Rosul penutup zaman seperti yang sudah disebut pada kitab Taurat, Zabur dan Injil.
Lalu Khadijah pergi ke rumah saudaranya yang menjadi ahli kitab yang tetap berpegang pada ajarann Tauhid yang bernama “Waraqaq bin Naufal” dan menceritakan apa yang dialami suaminya. Waraqaq pun berkata bahwa orang yang disebut dalam kitab sebelumnya telah datang yaitu Muhammad suami Khadijah dan Waraqaq pun berpesan pada Khadijah agar menjaga sang suami sepanjang waktu karena, suaminya adalah manusia piluhan yang selama ini ditunggu tunggu kehadirannya. Waraqaq pun menambahkan bahwa jikalau ia masih muda dan sehat tentu ia akan sekuat tenaga melindungi Rosul Muhammad dan akan membelanya saat beliau nanti dimusuhi dan diusir dari Mekkah oleh orang kafir Quraisy.
Itulah keterangan Waraqaq pada Khadijah. Dan mulai saat itu Khadijah semakin kagum pada suaminya, ternyata suaminya adalah orang yang dipilih Alloh menjadi Rosul penutup zaman seperti yang sudah disebut pada kitab Taurat, Zabur dan Injil.
Setelah wahyu pertama kemudian turun
wahyu kedua dan seterusnya yang intinya Nabi Muhammad disuruh untuk
menyampaikan bahwa yang berhak disembah adalah Alloh SWT bukanlah lainnya
buakan juga berhala-berhala Latta, Uza, Manata yang selama ini menjadi
sesembahan kaum Quraisy kebanyakan. Muhammad pun kemudian menyampaikan
dakwahnya secara sembunyi-sembunyi, saat itu yang pertama kali menerima dakwahnya
tentulah istri beliau, Khadijah, kemudian Abu Bakar sahabat beliau dan kemudian
Ali bin Abi Thalib, sepupu beliau.
Berikut ini adalah bunyi wahyu kedua “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.” (Al-Mudatsir 74: 1-7)
Berikut ini adalah bunyi wahyu kedua “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.” (Al-Mudatsir 74: 1-7)
Dakwah sembunyi-sembunyi ini
dilakukan selama 3 tahun. Biasanya beliau melakukan pertemuan di rumah Arqam
bin Abi Arqam yaitu seorang pemuda Quraisy yang juga memiliki pengaruh,
terpandang dan kaya-raya sehingga tak ada orang yang berani untuk mengusiknya.
Karena sering melakukan kajian di rumah Arqam bin Abi Arqam inilah maka dakwah
beliau ini sering terkenal dengan sebutan “Darul Arqam”. Orang yang
pertama-tama masuk Islam ini terkenal dengan sebutan Assabiqunal Awwalun.
Berikut ini
adalah daftar orang yang pertama kali masuk Islam (sumber Wikipedia) :
Khadijah
binti Khuwailid
|
Sa'ad bin
Abi Waqqas
|
Ummu
al-Fadl Lubaba
|
Zaid bin
Haritsah
|
Thalhah
bin Ubaidillah
|
Shafiyyah
|
Ali bin
Abi Thalib
|
Abdullah
bin Zubair
|
Asma'
binti Abu Bakr
|
Abu Bakar Al-Shiddiq
|
Miqdad bin
Aswad
|
Fatimah
bin Khattab
|
Bilal bin
Rabah
|
Utsman bin
Mazh'un
|
Suhayb
Ar-Rummi
|
Ummu Aiman
|
Said bin
Zayd bin Amru
|
|
Hamzah bin
Abdul Muthalib
|
Abu
Ubaidah bin al-Jarrah
|
|
Abbas bin
Abdul Muthalib
|
Waraqah
bin Naufal
|
|
Abdullah
bin Abdul-Asad
|
Abu Dzar
Al-Ghiffari
|
|
Ubay bin
Kaab
|
Umar bin
Anbasah
|
|
Abdullah
bin Rawahah
|
Sa’id bin
Al-Ash
|
|
Abdullah
bin Mas'ud
|
Abu
Salamah bin Abdul Asad
|
|
Mus'ab bin
Umair
|
Abu
Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam
|
|
Mua'dz bin
Jabal
|
Yasir bin
Amir
|
|
Aisyah
|
Ammar bin
Yasir
|
|
Umar bin
Khattab
|
Sumayyah
binti Khayyat
|
|
Utsman bin
Affan
|
Amir bin
Abdullah
|
|
Arwa'
binti Kuraiz
|
Ja'far bin
Abi Thalib
|
|
Zubair bin
Awwam bin Khuwailid
|
Khabbab
bin 'Art
|
|
Abdurrahman
bin Auf
|
Ubaidah
bin Harits
|
Setelah tiga tahun dakwah
sembunyi-sembunyi, Maka sudah saatnya Nabi Muhammad berdakwah terang-terangan. Suatu
hari Muhammad mengumpulkan orang-orang Makkah di suatu tempat. Karena orang
yang mengundang adalah termasuk orang yang berpengaruh maka datanglah seluruh
penduduk Makkah baik itu yang berpangkat dan kaya-raya ataupun yang orang biasa
sampai budakpun datang.
Lalu Muhammad Al-Amin mengatakan sesuatu yang sangat diplomatis “ Hai penduduk Makkah, percayakah kalian jika aku mengatakan ada segerombolan unta dibalik bukit itu.” Lalu orang-orang pun berkata “ Wahai Al-Amin, anda adalah orang yang tidak pernah berbohong, man mungkin kami tak percaya.” Begitulah jawaban mereka. Lalu Nabi Muhammad menyampaikan wahyu Alloh yang diterimanya dan mengajak manusia untuk hanya menyembah Alloh.
Dari dakwah secara terang-terangan ini mulailah banyak yang memeluk Islam dan juga mulailah kaum Quraisy yang merasa kepentingannya akan bergesekan mengecam keras dan memusuhi Nabi besrta pengikutnya. Islam menyerukan peersamaan hak dan tidak boleh ada kasta dalam tatanan masyarakat, ini sangat bertentangan dengan kebanyakan kaum bangsawan yang banyak memiliki budak dan mempekerjakannya tanpa upah dan banyak yang tanpa perasaan menyiksa mereka. Oleh karena itu banyak orang yang tidak suka dengan ajaran Muhammad karena membuat mereka akan kehilangan keuntungannya dan hartanya dalam mempekerjakan budak tanpa upah.
Lalu Muhammad Al-Amin mengatakan sesuatu yang sangat diplomatis “ Hai penduduk Makkah, percayakah kalian jika aku mengatakan ada segerombolan unta dibalik bukit itu.” Lalu orang-orang pun berkata “ Wahai Al-Amin, anda adalah orang yang tidak pernah berbohong, man mungkin kami tak percaya.” Begitulah jawaban mereka. Lalu Nabi Muhammad menyampaikan wahyu Alloh yang diterimanya dan mengajak manusia untuk hanya menyembah Alloh.
Dari dakwah secara terang-terangan ini mulailah banyak yang memeluk Islam dan juga mulailah kaum Quraisy yang merasa kepentingannya akan bergesekan mengecam keras dan memusuhi Nabi besrta pengikutnya. Islam menyerukan peersamaan hak dan tidak boleh ada kasta dalam tatanan masyarakat, ini sangat bertentangan dengan kebanyakan kaum bangsawan yang banyak memiliki budak dan mempekerjakannya tanpa upah dan banyak yang tanpa perasaan menyiksa mereka. Oleh karena itu banyak orang yang tidak suka dengan ajaran Muhammad karena membuat mereka akan kehilangan keuntungannya dan hartanya dalam mempekerjakan budak tanpa upah.
Banyak sekali ancaman, kecaman dan
siksaan yang dialami oleh orang yang memeluk Islam diawalnya seperti Bilal bin
Rabbah adalah seorang budak berkulit hitam yang telah Islam kemudian disiksa
majikannya dengan ditindih batu besar di padang pasir di waktu siang,
majikannya menyuruh Bilal untuk kembali keajaran nenek moyangnya namun Bilal
tidak mau. Akhirnya setelah berhari-hari disiksa dan ketahuan Abu Bakar, Bilal
pun ditebusnya dan dibebaskan dari siksaan majikannya.
Ada lagi keluarga budak yang disiksa
yaitu keluarga Amar bin Yasir yang telah Islam dan ketahuan majikannya yaitu
Abu Jahal lalu disiksa dengan dicambuk, ditenggelamkan ke air sampai mengelupas
kulitnya, dibakar, sampai ia sudah tak bisa merasakan lagi perih kulitnya.
Begitu pedih siksaan yang diterima orang Islam sampai tak tega penulis
memaparkannya satu persatu. Kebanyakan siksaan itu dilakukan oleh majikan
terhadap budaknya.
Namun jangan dikira orang Islam yang
mendapat siksaan hanya kalangan orang miskin dan budak saja. Banyak pula
pembesar kaya raya Quraisy yang telah Islam yang juga mendapat tekanan namun
tentu tidak sepedih pada yang lemah. Seperti Abu Bakar, Hamzah dan Arqam bin
Abi Arqam. Namun para bangsawan Islam ini harus mati-matian juga melindungi
orang Islam yang lemah yang sedang disiksa serta harus berhati-hati dalam
bertindak agar tidak ada celah bagi kafir Quraisy lain untuk menjatuhkannya.
Ini menandakan bahwa orang Islam haruslah kuat secara keseluruhan baik imannya,
finansialnya ataupun ilmunya agar tidak ada orang kafir yang berani menginjak
orang Islam.
Isra’ Mi’raj
Selama menyebarkan Islam, Nabi
Muhammad selalu dimusuhi oleh kafir Quraisy. Namun begitu para kafir Quraisy
tak berani terlalu jauh dalam memusuhinya karena Nabi Muhammad mendapat
perlindungan dari pamannya yaitu Abu Thalib seorang pemimpin Quraisy yang sangat
disegani. Walau Abu Thalib belum mengucap dua kalimat syahadat namun beliau
sangat mendukung dakwah Nabi dan selalu melindunginya dari orang kafir lainnya
yang mau menyakiti Nabi. Namun saat Abu Thalib wafat, dan pemimpin Quraisy dari
bani Hasyim beralih ke yang lain, saat itu juga perlindungan terhadap Muhammad
dicabut dan semakin menjadi-jadilah orang kafir memusuhi Muhammad dan orang
Islam lainnya.
Satu lagi pelindung Muhammad
dalam berdakwah adalah Khadijah, istri Nabi sendiri. Sudah disebutkan diatas
bahwa Khadijah bukanlah wanita sembarangan, beliau adalah wanita yang
terhormat, kaya-raya dan memiliki pengaruh di kalangan orang Makkah. Dengan
harta dan kedudukannya sebagai bangsawan tersebut Khadijah selalu membela Nabi
dari kejahatan para kafir Quraisy yang ingin menyakiti dan membunuh Nabi. Namun
saat Khadijah wafat bertambah sedihlah hati Nabi, sudah tak ada lagi
orang-orang dekat yang selalu melindungi dan mendukungnya.
Tahun dimana Khadijah dan Abu Thalib
wafat yang berada di tahun yang sama membuat Nabi merasa sedih begitu mendalam,
tahun ini disebut tahun kesediahan atau Amul Husna.
Alloh tahu kesedihan yang dirasakan
Nabi, lalu pada suatu malam, tanggal 27 Rajab setahun sebelum Nabi Hijrah ke
Madinah, Nabi didatangi malaikat Jibril. Malaikat Jibril kemudian mengajak Nabi
menaiki Buroq. Nabi kemudian diterbangkan menuju Baitul Maqdis atau Masjidil
Aqsa di Palestina (Isra’) lalu naik ke Sidratul Muntaha atau langit ke tujuh
(Mi’raj). Di sana Nabi menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Alloh.
Dalam perjalanan spiritual ini Nabi
benar-benar merasa di cash kembali oleh Alloh setelah kesedihan yang dialaminya
dan semakin bersemangat dalam berdakwah. Dalam perjalanan itu Nabi juga bertemu
dengan Rasul-Rasul terdahulu serta diperlihatkan Surga dan Neraka.
Setelah pulang dari perjalanan, Nabi
pun menceritakan pada sahabatnya, awalnya banyak yang heran namun karena Nabi
terkenal tak pernah berbohong maka sahabat langsung mempercayainya dan semakin
bertambah keimanannya. Sahabat yang pertama kali mempercayai Isra’ Mi’raj
adalah Abu Bakar dan dari sinilah beliau diberi gelar As Sidiq yang artinya
“yang mempercayai”.
Orang kafir yang mendengar berita
tentang Isra’ Mi’raj ini malah menertawakan dan mengatai bahwa Nabi Muhammad
seorang pembual dan gila namun setelah Muhammad menceritakan bahwa beliau telah
bertemu dengan kafilah dagang yang akan segera menuju Mekkah dan sesaat
kemudian benarlah apa yang dikatakan Nabi bahwa kafilah itupun datang. Semakin
beranglah para kafir dan semakin kuat dan bertambah banyak umat yang menerima
ajaran Muhammad. Semakin kejamlah perlakuan kafir Quraisy terhadap pengikut
Muhammad.
Puncak dari
penderitaan yang dialami orang Islam adalah ketika mereka diboikot oleh orang
kafir Mekkah dari segala kegiatan sosial terutama kegiatan ekonomi. Mereka
tidak diperbolehkan berdagang, tidak diperbolehkan menerima bantuan dari
manapun. Banyak dari orang Islam yang kelaparan bahkan meninggal saat itu.
Harta Nabi dan istrinya yang begitu banyak serta para sahabat yang kaya raya
pun hampir habis untuk mendanai dakwah ini terlebih lagi saat krisis ekonomi
karena pemboikotan itu. Yang lebih parah lagi mereka diusir dari rumah dan
kampung halaman mereka sendiri tanpa boleh membawa hartanya sepeserpun.
Menghadapi hal ini, keputusan akhirnya dibuat oleh Nabi Muhammad dan sahabat bahwa mereka harus pindah dari Mekkah dan menyusun kekuatan diluar Mekkah. Dipilihlah Yastrib atau Madinah sebagai tujuan pindah atau hijrahnya mereka. Awalnya yang harus berangkat adalah orang Islam yang sering menerima penderitaan karena disiksa. Mereka berangkat ke Madinah berjalan kaki dan ada yang menunggang unta tanpa membawa harta benda apapun, hanya bekal makanan untuk cukup di perjalanan saja.
Jarak Makkah Madinah adalah seperti jarak Jakarta dan Surabaya dan itu ditempuh dengan berjalan kaki selama delapan hari. Bayangkan begitu berat perjuangan awal menegakkan Agama Islam yang benar ini. Sudahlah mereka mendapat siksa di Makkah lalu meninggalkan harta yang selama ini dikumpulkannya dengan susah payah guna berhijrah ke Madinah untuk mempertahankan keimanan mereka lalu mereka harus menempuh perjalanan yang begitu panjang dan berat lagi guna menuju Madinah. Itupun dengan bayangan dikejar-kejar dan dibunuh oleh orang Quraisy.
Tibalah Nabi Muhammad yang harus
berhijrah. Nabi melakukan hijrah termasuk yang terakhir karena untuk memastikan
orang Islam Mekkah harus berangkat duluan, terutama mereka yang sering disiksa
oleh orang kafir Quraisy. Pada malam itu orang kafir Quraisy telah mengepung rumah
Nabi guna membunuhnya. Lalu disuruh oleh Nabi anak paman beliau yaitu Ali bin
Abi Thalib untuk menggantikan Nabi tidur di tempat tidur Nabi dan berpura-pura
sebagai Muhammad. Lalu saat tengah malam para kafir tersebut tertidur pulas
karena kelelahan menunggu keluarnya Nabi Muhammad. Dengan mengendap-endap Nabi
pun keluar dari rumahnya lewat pintu belakang. Ditaburkannya debu ke muka kafir
yang sedang tertidur pulas itu lalu dengan cepat beliau berlari menuju Abu
Bakar dan berangkat bersama menuju Madinah.
Saat fajar tiba, kafir Quraisy yang
berencana membunuh Nabi pun kecewa karena mereka telah tertidur dan melihat
bukan Nabi yang tidur di kamarnya melainkan Ali bin Abi Thalib, mengetahui itu
segeralah kafir Quraisy itu mengejar Nabi yang sudah berangkat ke Madinah
bersama Abu Bakar. Mengetahui dirinya dikejar dari belakang, Nabi dan Abu Bakar
pun bersembunyi di gua Tsur. Ketika Nabi sudah berada di dalam gua, laba-laba
gua pun segera membentuk jaring yang sangat lebat agar tidak ketahuan jika di
dalamnya ada Nabi yang sedang bersembunyi. Orang kafir pun akhirnya sampai di
muka gua Tsur dan tak melihat tanda-tanda ada orang di dalamnya, akhirnya
mereka kembali ke Mekkah dan gagal lah rencana mereka untuk membunuh Nabi Alloh
Muhammad SAW.
Nabi
Muhammad dan Abu Bakar pun melanjutkan perjalanan, sesampainya di Quba yaitu
daerah antara Mekkah dan Madinah, Nabi mendirikan Masjid yang pertama dan di
namakan Masjid Quba. Pada hari ke delapan Nabi dan Abu Bakar sampai di Madinah.
Beliau disambut sukacita oleh penduduk Madinah dan juga penduduk Mekkah yang
telah hijrah sebelumnya. Di Madinah inilah Nabi kemudian menyusun kekuatan
Islam. Pertama-tama Nabi mempersatukan kaum Muhajirin yaitu penduduk Mekkah
yang telah Islam dan ikut hijrah dan kaum Anshar yaitu penduduk Madinah yang
menerima keRasulan Muhammad dan memeluk Islam menjadi layaknya saudara.
Kemudian Nabi mendirikan Masjid Nabawi sebagai tempat shalat dan juga konsolidasi kekuatan Islam baik secara politik dan ekonomi. Umat Islam juga mendirikan pasar sendiri yang digunakan untuk membangun kekuatan ekonomi Islam. Dari sinilah umat Islam bersatu dan menjadi besar.
Sebelum Nabi Muhammad di Madinah,
sudah banyak penduduk Madinah yang mendengar cerita tentang Islam dan mengakui
Nabi sebagai Rosul namun juga banyak orang Yahudi yang tinggal di Madinah.
Sehingga walau Nabi diterima oleh sebagian penduduk Madinah dan pembesar
Madinah, Nabi pun harus waspada terhadap orang Yahudi. Orang Yahudi di Madinah
memiliki pengaruh ekonomi yang cukup kuat.
Pasar Yahudi sangat ramai dikunjungi masyarakat Madinah, namun pasar orang Yahudi ini sering melakukan kecurangan dan harganya terkenal mahal. Mengingat pasar saat itu adalah sentra ekonomi dan pengalaman di Makkah saat diboikot karena tak memiliki pusat ekonomi sendiri, maka Nabi pun memutuskan harus mendirikan pasar. Pasar yang khusus penjualnya dan penguasanya adalah orang Islam dan harganya jauh lebih murah dari pasar Yahudi. Lama-lama pasar Islam bisa mengalahkan pasar Yahudi. Ya memang orang Islam harus memiliki kekuatan terutama di sektor strategis seperti ekonomi dan politik.
Pasar Yahudi sangat ramai dikunjungi masyarakat Madinah, namun pasar orang Yahudi ini sering melakukan kecurangan dan harganya terkenal mahal. Mengingat pasar saat itu adalah sentra ekonomi dan pengalaman di Makkah saat diboikot karena tak memiliki pusat ekonomi sendiri, maka Nabi pun memutuskan harus mendirikan pasar. Pasar yang khusus penjualnya dan penguasanya adalah orang Islam dan harganya jauh lebih murah dari pasar Yahudi. Lama-lama pasar Islam bisa mengalahkan pasar Yahudi. Ya memang orang Islam harus memiliki kekuatan terutama di sektor strategis seperti ekonomi dan politik.
Di bidang politik, Nabi pun mulai
menyusun kekuatan dengan melatih prajurit perang karena Nabi berfikir bahwa
suatu saat gesekan pasti terjadi. Nabi melalui Islam selalu menyerukan agar
orang kafir tidak menyembah berhala dan hanya menyembah Alloh serta tidak
melakukan kecurangan dalam hidup baik itu seperti mengurangi timbangan ataupun
bermegah-megahan karena hal itu membuat masyarakatnya lambat laun akan rusak
dan akan melahirkan generasi yang lemah, nah orang yang merasa kepentingannya
bergesekan seperti bangsawan yang kekayaannya dari membuat patung berhala,
pedagang yang suka curang dan juga bangsawan yang kedudykannya terancam tentu
tidak senang dengan ajaran yang dibawa Muhammad karena akan merugikan dirinya
inilah yang memerangi Islam dan menjatuhkan orang Islam dengan segala cara,
baik itu dengan cara trik halus atau dengan senjata secara langsung.
Inilah yang membuat Nabi berfikir Islam harus bisa memiliki prajurit yang tangguh untuk melindungi orang Islam dari serangan orang kafir yang tidak mau menerima kebenaran. Nah, tuh kan teman, orang Islam itu harus kuat disegala bidang. Di bidang keimanan harus kuat tak mudah goyah, dibidang ekonomi juga harus kuat dan menguasai apalagi di bidang politik dan keamanan juga harus tangguh agar tak mudah di pecah belah dan diinjak oleh orang yang gak suka kebenaran Islam.
Inilah yang membuat Nabi berfikir Islam harus bisa memiliki prajurit yang tangguh untuk melindungi orang Islam dari serangan orang kafir yang tidak mau menerima kebenaran. Nah, tuh kan teman, orang Islam itu harus kuat disegala bidang. Di bidang keimanan harus kuat tak mudah goyah, dibidang ekonomi juga harus kuat dan menguasai apalagi di bidang politik dan keamanan juga harus tangguh agar tak mudah di pecah belah dan diinjak oleh orang yang gak suka kebenaran Islam.
Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 628M sekitar 1400 Myslim
menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah Haji. Namun kafir Quraisy menghadangnya
diluar Mekkah karena mereka sebenarnya mulai takut akan kekuatan Islam. Hampir
saja saat itu terjadi peperangan kembali. Namun akhirnya Nabi Muhammad mengajak
kafir Quraisy berunding dan meyakinkan bahwa kedatangan mereka benar-benar
untuk ibadah Haji.
Akhirnya
Kafir Quraisy yang diwakili Suhail bin ‘Amru setuju untuk berunding. Disebuah
tempat anatara Makkah dan Madinah yaitu Hudaibiyah terjadilah perundingan yang
terkenal dengan perundingan Hudaibiyah yang berisi :
"Dengan nama Tuhan. Ini perjanjian
antara Muhammad (SAW) dan Suhail bin 'Amru, perwakilan Quraisy. Tidak ada
peperangan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Siapapun yang ingin mengikuti
Muhammad (SAW), diperbolehkan secara bebas. Dan siapapun yang ingin mengikuti
Quraisy, diperbolehkan secara bebas. Seorang pemuda, yang masih berayah atau
berpenjaga, jika mengikuti Muhammad (SAW) tanpa izin, maka akan dikembalikan
lagi ke ayahnya dan penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy, maka ia tidak
akan dikembalikan. Tahun ini Muhammad (SAW) akan kembali ke Madinah. Tapi tahun
depan, mereka dapat masuk ke Mekkah, untuk melakukan tawaf disana selama tiga
hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundur ke bukit-bukit. Mereka
haruslah tidak bersenjata saat memasuki Mekkah"
Perang Badar
Orang kafir Mekkah tak pernah begitu
saja melepaskan Muhammad dan pengikutnya walau sudah hijrah ke Madinah, mereka
takut jika suatu hari kelak Muhammad semakin kuat dan ganti menyerbu Mekkah.
Oleh karena itu mereka tetap melakukan penghasutan terutama pada Yahudi Madinah
agar terus mengganggu Muhammad dan tak membiarkannya menjadi besar. Peperangan
kecil pun sering terjadi antara kaum Muslimin dan kaum kafir Quraisy, Perjanjian
Hudaibiyah banyak isinya yang dilanggar sepihak oleh kafir Quraisy. Akhirnya
meletuslah peperangan yang sesungguhnya yang jauh lebih besar dari
perang-perang kecil sebelumnya inilah kemudian yang terkenal dengan nama Perang
Badar.
Perang Badar terjadi pada tanggal 17
Ramadhan tahun ke dua Hijriah. Perlu diketahui bahwa sejak pertama kali Nabi
Muhammad datang ke Madinah saat hijrah ditetapkan sebagai tanggal satu Hijriah
dan menjadi penanggalan khusus untuk Islam sampai sekarang. Perang Badar terjadi
di daerah Badr, Hijaz sebelah barat semenanjung Arab. Badr adalah daerah yang
banyak terdapat sumur sumber mata air yang biasa digunakan musafir untuk rehat
dan meminum airnya menghilangkan dahaga selepas perjalanan jauh mengarungi
gurun pasir.
Perang Badar terjadi karena umat
Islam sudah sangat sering didzalimi oleh orang kafir Quraisy. Walaupun
perjanjian telah disepakati tetapi orang kafir Quraisy terus saja melanggarnya
duluan. Awalnya umat Islam berusaha sabar namun para kafir itu terus-menerus
menginjak-injak martabat umat Islam sehingga tak ada jalan lain kecuali perang
untuk membela martabat umat Islam. Sewaktu kaum Muhajirin berhijrah ke Madinah
dan meninggalkan hartanya seperti rumah, ternak dan perkebunan di Mekah
ternyata harta mereka dijual oleh para kafir Quraisy.
Tentu saja hal ini membuat orang Islam berang. Sewaktu muslim Madinah tahu bahwa pimpinan kafir Quraisy yang bernama Abu Sufyan dan para pengikutnya akan berdagang dan akan melewati daerah Badar, Nabi Muhammad menyusun rencana untuk mencegat Abu Sufyan disana. Mengapa hal itu akan dilakukan karena perjalanan dagang Abu Sufyan itu didanai oleh harta Muhajirin yang ditinggal di Mekkah dan secara sepihak di jual dan di hak-i oleh kafir Quraisy, sehingga sudah sepatutnya jika harta yang seharusnya milik Muhajirin itu di minta kembali.
Tentu saja hal ini membuat orang Islam berang. Sewaktu muslim Madinah tahu bahwa pimpinan kafir Quraisy yang bernama Abu Sufyan dan para pengikutnya akan berdagang dan akan melewati daerah Badar, Nabi Muhammad menyusun rencana untuk mencegat Abu Sufyan disana. Mengapa hal itu akan dilakukan karena perjalanan dagang Abu Sufyan itu didanai oleh harta Muhajirin yang ditinggal di Mekkah dan secara sepihak di jual dan di hak-i oleh kafir Quraisy, sehingga sudah sepatutnya jika harta yang seharusnya milik Muhajirin itu di minta kembali.
Kemudian Nabi mulai menyusun
kekuatan, Nabi mengerahkan sekitar tuga ratusan bala tentara perang dari Anshar
dan Muhajirin untuk diberangkatkan ke Badar dan harus sampai duluan sebelum Abu
Sufyan sampai disana. Sesampainya di Badar, Nabi menginstruksikan untuk
menguasai satu sumur Badar dan menimbun sumur yang lain agar para kafir tak
bisa mengambil air minum. Abu Sufyan yang sudah dalam perjalanan menuju Badar
mendengar hal itu dan memerintahkan seorang utusan untk ke Mekkah dan mengirim
pasukan bantuan berjumlah seribu orang. Secara kasat mata kekuatan Muslim hanya
sepertiga dari kekuatan kafir, namun Muslim sudah memiliki strategi jitu yaitu
menguasai sumur Badar.
Pada 17
Ramadhan, kedua pasukan bertemu, peperangan itu dimulai dengan duel satu lawan
satu dari pihak Muslim dan dari pihak kafir. Kemudian Nabi menyeru pada
pasukannya agar mempertahankan serangan jarak jauh saja untuk meminimalisir
korban. Akan tetapi peperangan terlanjur berkobar sehingga harus benar-benar
bertemu musuh dari jarak dekat.
Nabi Muhammad menjadi pemimpin terdepan di peperangan ini. Sembari berperang beliau memohon pada Alloh agar memenangkan umat Islam di peperangan ini jika tidak maka tamatlah riwayat Islam dari muka bumi. Alloh adalah sebaik-baik penjaga, DIA akan menjaga agama yang Haq yaitu Islam dari makar orang-orang kafir. Alloh pun menurunkan beribu tentara malaikat yang bertanda khusus untuk membantu Nabi Muhammad dan kaum Muslimin.
Dalam Al-Quran dijelaskan melalui surat Al-Imran ayat 123 :
Nabi Muhammad menjadi pemimpin terdepan di peperangan ini. Sembari berperang beliau memohon pada Alloh agar memenangkan umat Islam di peperangan ini jika tidak maka tamatlah riwayat Islam dari muka bumi. Alloh adalah sebaik-baik penjaga, DIA akan menjaga agama yang Haq yaitu Islam dari makar orang-orang kafir. Alloh pun menurunkan beribu tentara malaikat yang bertanda khusus untuk membantu Nabi Muhammad dan kaum Muslimin.
Dalam Al-Quran dijelaskan melalui surat Al-Imran ayat 123 :
“Dan sesungguhnya Allah telah
menolong kamu mencapai kemenangan dalam peperangan Badar, sedang kamu
berkeadaan lemah (kerana kamu sedikit bilangannya dan kekurangan alat perang).
Oleh itu bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu bersyukur (akan kemenangan
itu). (Ingatlah wahai Muhammad) ketika engkau berkata kepada orang-orang yang
beriman (untuk menguatkan semangat mereka): "Tidakkah cukup bagi kamu,
bahawa Allah membantu kamu dengan tiga ribu tentera dari malaikat yang
diturunkan?," Bahkan (mencukupi. Dalam pada itu) jika kamu bersabar dan
bertaqwa, dan mereka (musuh) datang menyerang kamu dengan serta-merta, nescaya
Allah membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang bertanda masing-masing.”
Perang
berlangsung selama kurang lebih setengah hari, dan akhirnya pihak Muslim menang
dari kafir Quraisy walaupun kekuatan kafir 3 kali kekuatan Muslim. Nabi beserta
umat Islam pun kembali ke Madinah dengan membawa rampasan perang yang banyak
yang memang secara peraturan sudah menjadi hak yang menang.
Perang Badar adalah perang yang
sangat penting bagi Islam karena lewat perang inilah status Quo kekuatan kafir
Quraisy Mekkah yang terkenal kuat di semenanjung Arab akhirnya terpatahkan.
Perang ini juga membuktikan bahwa Muhammad sebagai Rasul dan Pemimpin Masyarakat Islam yang saat itu berpusat di Madinah tidak bisa dipandang sebelah mata dan merupakan kekuatan baru di semenanjung Arab. Begitulah Alloh memenangkan orang-orang Islam.
Perang ini juga membuktikan bahwa Muhammad sebagai Rasul dan Pemimpin Masyarakat Islam yang saat itu berpusat di Madinah tidak bisa dipandang sebelah mata dan merupakan kekuatan baru di semenanjung Arab. Begitulah Alloh memenangkan orang-orang Islam.
Perang Uhud
Setelah kekalahan telak kafir
Quraisy di perang Badar, mereka sangat membenci Nabi dan berusaha menyusun
kekuatan untuk membalas dendam pada Nabi dan pengikutnya. Bagaimana tidak para
kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat dan peralatan lebih canggih bisa
kalah dan banyak sekali tokoh kafir Quraisy yang gugur dalam perang Badar.
Akhirnya pada bulan syawal tahun
ketiga hijriyah kafir Makkah berencana menyerang Madinah, mendengar ini, Nabi
dan sahabat menyusun strategi dan berencana menghadang mereka di luar Madinah
yaitu di Gunung Uhud yaitu sebuah gunung yang tingginya 128m di sebelah utara
Madinah kurang lebih 5,5 km dari Masjid Nabawi.
Tibalah pasukan Muslim duluan di
Uhud sebelum pasukan kafir datang, Nabi memerintahkan prajurit ahli panah
keatas gunung Uhud agar bisa menguasai medan. Saat dua pasukan berhadapan
mulailah pertempuran dan Nabi memerintahkan prajurit panah menghhujani anak
panah ke arah musuh dan musuh pun kocar-kacir dan mundur. Melihat musuh mundur
prajurit panah turun gunung mengambil harta rampasan perang padahal Nabi belum
memerintahkan untuk turun. Akhirnya kafir Quraisy mengetahui jika atas bukit
lemah pertahanannya, mereka naik keatas bukit dan ganti menghujani pasukan
muslim yang sibuk mengumpulkan rampasan perang di bawah.
Dari situlah akhirnya pasukan muslim
mengalami kekalahan. Banyak sahabat yang gugur. Nabi pun mengalami luka yang
sangat serius. Umat Muslim kalah dalam perang Uhud karena tidak mematuhi
perintah Rasul dan lebih silau harta rampasan perang. Ini benar-benar menjadi
pelajaran berharga buat Umat Islam di kemudian hari.
Perang Al-Ahzab atau Perang Khandak
Walau kaum Muslim sudah kalah di
perang Uhud namun kaum kafir tidak puas begitu saja, mereka tetap ingin
menghabisi pengikut Muhammad. Mereka melakukan penghasutan kaum Yahudi Madinah
agar terus melakukan perlawanan pada umat Muslim. Mereka bersekutu menyusun
kekuatan untuk menghancurkan kekuatan Muhammad.
Pada tanggal 7 Syawal tahun 5
Hijriyah, kaum kafir Quraisy dan kaum Yahudi Madinah bersatu mengepung Madinah.
Mereka semua berjumlah 10 ribu orang lebih sedangkan kekuatan umat Islam saat
itu hanya 3000 orang saja.
Jadi rencananya umat Muslim akan
diserang dari dua arah yaitu dari muka oleh kafir Quraisy dan dari belakang
oleh Yahudi Madinah. Umat Muslim pun berkumpul dan berunding, strategi apa yang
akan digunakan untuk menghadang musuh. Akhirnya seorang sahabat yang bernama
Salman Al Farisi memberi usul untuk sesegera mungkin menggali parit
mengelilingi Madinah agar musuh bingung untuk mencapai Madinah tak ada jalan.
Dengan
kekuatan iman dan semangat jihad yang membara, umat Muslim dan Nabi bersama
membangun parit itu. Nabi Muhammad berdoa pada Alloh SWT “Ya Allah, yang menurunkan kitab dan cepat membuat perhitungan! Kalahkanlah
kaum Ahzab dan goncangkanlah pendirian mereka.” Akhirnya pertolongan Alooh pun
datang, sebelum sempat terjadi pertempuran sengit tiba-tiba terdapat badai
pasir yang mengocar-kacirkan pertahanan musuh. Dan akhirnya musuh pun mundur
berkat pertolongan Alloh terhadap Muslim Madinah.
Kota Madinah dan Nabi beserta pengikutnya akhirnya
terselamatkan. Dalam Al-Quran situasi ini digambarkan dalam surat Al-Ahzab ayat
9-11 sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat
Allah (yang telah dikurniakan) kepada kalian ketika datang kepada kalian
pasukan, lalu Kami mengirimkan kepada mereka angin taufan dan pasukan yang
tidak dapat kamu lihat.”
Perang Mu’tah
Pada tanggal 5 Jumadil Awal tahun 8
Hijriyah terjadilah pertempuran yang sangat sengit antara pasukan Islam dengan
pasukan terkuat di muka bumi ini yaitu pasukan Bangsa Rum. Pasukan Islam yang
hanya berkekuatan 3000 orang dipaksa melawan pasukan Romawi atau Bangsa Rum
yang berkekuatan 200.000 orang. Perang ini disebut Perang Mu’tah karena terjadi
di daerah Mu’tah yang sekarang menjadi wilayah kekuasaan Yordania.
Perang ini terjadi dikarenakan
kesombongan Raja Heraklius Sang Penguasa Romawi saat itu. Ketika Rosullullah
mengutus seorang utusan, utusan tersebut malah dipenggal kepalanya. Tak sampai
disitu usaha Nabi Muhammad untuk menyampaikan dakwahnya pada Raja Heraclius,
beliau lalu mengirim 15 orang utusan damai sekaligus tetapi hal yang sama juga
terjadi yaitu ke lima belas orang utusan tersebut juga dibunuh. Padahal menurut
peraturan diplomatik saat itu tidak boleh utusan suatu negara dibunuh, itu sama
saja menghina negara yang mengutusnya dan mengajak perang.
Akhirnya untuk membela kedaulatan
negara dan membela harga diri Islam Rosulullah pun memutuskan untuk mengirim
pasukan terbesarnya yang hanya 3000 orang, suatu pasukan terbesar yang dimiliki
Madinah saat itu setelah perang Al-Ahzab. Nabi Muhammad sebenarnya sadar bahwa
Romawi adalah negara adidaya yang sangat kuat dan sulit untuk ditaklukkan,
namun hal itu harus dilakukan karena lambat laun suatu saat bisa saja Pasukan
Romawi yang menyerang Madinah.
Menghadapi
kekuatan musuh yang begitu besar, Rosul Muhammad pun langsung menunjuk tiga
panglima perang sekaligus. Itulah pertama kalinya Nabi Muhammad menunjuk tiga
panglima perang sekaligus karena kekuatan Romawi yang begitu besarnya.
Berikut ini adalah sabda beliau :
Berikut ini adalah sabda beliau :
“Pasukan ini
dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, bila ia gugur komando dipegang oleh Ja’far bin
Abu Thalib, bila gugur pula panji diambil oleh Abdullah bin Rawahah.”
Benarlah perkiraan Nabi Muhammad,
saat peperangan berkecamuk satu per satu panglima perang Muslim gugur.
Saat sudah tak ada lagi pemimpin perang, para prajurit Muslim berunding untuk menentukan penggantinya. Akhirnya dipilihlah Khalid bin Walid, seorang mantan panglima perang kafir Quraisy yang baru masuk Islam. Awalnya saat masuk dijajaran prajurit Islam, Khalid bin Walid hanya seorang prajurit biasa walau sebelumnya ia adalah seorang panglima perang di kafir Quraisy.
Saat ia belum masuk Islam dan saat memimpin perang di pasukan kafir Quraisy, Khalid bin Walid terkenal akan strategi jitunya sehingga ketika tiga panglima perang Islam syahid di medan Mu’tah, ialah yang paling cocok menggantikan sebagai pemimpin. Sebenarnya Nabi pun sudah memprediksi akan hal ini. Nabi meletakkan Khalid bin Walid awalnya sebagai prajurit biasa hanya ingin menguji apakah ia masuk Islam karena Alloh atau karena jabatan. Dan ternyata Khalid bin Walid lulus dengan ujian itu.
Saat sudah tak ada lagi pemimpin perang, para prajurit Muslim berunding untuk menentukan penggantinya. Akhirnya dipilihlah Khalid bin Walid, seorang mantan panglima perang kafir Quraisy yang baru masuk Islam. Awalnya saat masuk dijajaran prajurit Islam, Khalid bin Walid hanya seorang prajurit biasa walau sebelumnya ia adalah seorang panglima perang di kafir Quraisy.
Saat ia belum masuk Islam dan saat memimpin perang di pasukan kafir Quraisy, Khalid bin Walid terkenal akan strategi jitunya sehingga ketika tiga panglima perang Islam syahid di medan Mu’tah, ialah yang paling cocok menggantikan sebagai pemimpin. Sebenarnya Nabi pun sudah memprediksi akan hal ini. Nabi meletakkan Khalid bin Walid awalnya sebagai prajurit biasa hanya ingin menguji apakah ia masuk Islam karena Alloh atau karena jabatan. Dan ternyata Khalid bin Walid lulus dengan ujian itu.
Khalid segera menyusun strategi. Ia
sadar untuk menghadapi pasukan Romawi yang begitu kuat ia harus mempunyai
tak-tik jitu. Akhirnya sisa pasukan Islam yang hanya sedikit ia bagi menjadi
beberapa kelompok dan tiap kelompok harus selalu berganti posisi. Sayap kiri
harus berganti ke sayap kanan, bagian depan harus segera berganti ke bagian
belakang agar musuh mengira pasukan Islam mendapat bala bantuan lagi dan lebih
banyak. Kemudian Khalid juga menyerukan agar pasukan berkuda membawa pelepah
yang disapukan ke tanah agar debu berterbangan sehingga dikira musuh jumlah
mereka banyak.
Melihat pasukan Islam seperti
bertambah banyak, musuh pun mulai ciut hatinya. Sebenarnya musuh mengakui
semangat pasukan Islam walau jumlahnya sedikit, mebuat musuh kualahan juga.
Akhirnya musuh pun mundur. Pasukan Romawi mundur dari peperangan dan pasukan
Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit dan peralatannya juga masih jauh kalah
canggih memenangkan pertarungan Mu’tah ini dengan strategi cerdik dan tentu
saja pertolongan Alloh.
Pertempuran Mu’tah ini menjadi awal
dari pertempuran antara Arab dan Romawi yang kemudian Romawi akhirnya jatuh ke
pemerintahan Islam melalui Muhammad Al-Fatih II seorang pemuda sekaligus Raja
Islam yang sangat khusyu’ dalam beribadah dan sangat cerdas serta amanah dalam
memimpin.
Masih banyak peperangan lain yang harus dihadapi Nabi dan orang Muslim saat itu guna menegakkan hukum Alloh SWT, namun tidak penulis lakukan karena space nya terbatas.
Masih banyak peperangan lain yang harus dihadapi Nabi dan orang Muslim saat itu guna menegakkan hukum Alloh SWT, namun tidak penulis lakukan karena space nya terbatas.
Fathul
Makkah
Eksistensi Nabi Muhammad dan
pemerintahan Islam Madinah semakin kuat dan juga di mata dunia Madinah mulai
diperhitungkan sebagai kekuatan baru. Hal ini membuat para Quraisy Mekkah
semakin ciut nyali. Namun begitu mereka tetap saja membuat gara-gara namun
tidak langsung menyerang Madinah akan tetapi menyerang sekutu Madinah yang
kecil-kecil. Seperti yang terjadi pada Bani Khaza’ah yang merupakan sekutu
Islam/Madinah. Kafir Quraisy Mekkah melalui sekutu kafirnya Bani Bakr menyerang
Bani Khaza’ah dan menewaskan 20 orang dari Bani Khaza’ah.
Mendengar laporan dari utusan Bani
Khaza’ah, Nabi Muhammad pun geram karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap
perjanjian yang telah disepakati antara pihak Islam/Madinah dengan pihak kafir
Quraisy Mekkah yaitu perjanjian Hudaibiyah yang salah satu isinya adalah selama
sepuluh tahun tidak boleh saling menyerang. Hal ini berarti pihak kafir Quraisy
yang memulai minta perang duluan.
Akhirnya Rasululloh pun
mengkonsolidasi pasukannya yang saat itu sudah mencapai 10.000 orang berangkat
menuju Mekkah. Ditengah perjalanan banyak yang bergabung bersama pasukan Islam
seperti Abbas bin Abdul Muthalib, Abu Sufyann bin Haris bin Abdul Muthalib dan
Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah, tentu saja pemuka Quraisy tersebut
bergabung juga dengan membawa pasukan masing-masing. Dengan begitu kekuatan
pasukan Islam pun semakin banyak dan kuat.
Ditengah perjalanan mereka istirahat
dan berkemah di Marr Al-Zhahran, sebuah daerah dekat dengan kota Makkah. Mereka
membuat api unggun yang besar disana sehingga terlihat oleh masyarakat Makkah
menyebabkan rasa takut dan was-was. Akhirnya keesokan harinya mereka tiba di
Makkah. Pasukan dibagi menjadi empat bagian. Pertama dipimpin oleh Zubair bin
Al-Awwam yang memasuki Mekkah dari Utara. Kedua dipimpin oleh Khalid bin Walid
yang memasuki Mekkah dari Selatan. Ketiga dipimpin oleh Sa’d bin Ubadah dan
puteranya Qais bin Sa’d yang masuk dari Barat. Yang ke empat dipimpin oleh Abu
Ubaidahbin Al-Jarrah yang bersama Nabi Muhammad melalui barat laut.
Dalam memasuki Makkah dari segala
penjuru itu, Nabi berpesan agar jangan sampai menumpahkan darah kecuali
terpaksa. Akhirnya seluruh kaum Muslimin berhasil masuk ke kota Mekkah tanpa
ada pertumpahan darah kecuali yang dipimpin oleh Khalid bin Walid yang diserang
oleh sekelompok Quraisy yang mengakibatkan dua orang syahid dari pihak Muslim.
Mereka semua
kemudian memasuki Ka’bah dan membersihkan Ka’bah dari segala berhala. Lalu Nabi
Muhammad SAW memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan Adzan dan mereka semua
shalat berjamaah. Setelah itu Rosulullah berseru pada seluruh penduduk Makkah
yang dahulu pernah menyiksa dan merampas hak kaum Muslimin serta mengusirnya
dari kampung halaman.
Rosul pun berseru sebagai berikut :
Rosul pun berseru sebagai berikut :
“Menurut
dugaan kalian, apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?
“Kami
berharap yang baik-baik wahai saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia.”
Jawab penduduk Mekkah
“Tidak ada hukuman sama sekali atas
kalian. Hari ini Allah telah mengampuni kalian.”
Begitulah akhlak Rosulullah yang
akhirnya membuat penduduk Makkah berbondong-bondong masuk Islam. Peristiwa ini
terkenal dengan nama Fathul Makkah atau penaklukan kota Makkah. Peristiwa ini
terjadi pada tahun 8 Hijriyah tanggal 20 Ramadhan.
Istri-Istri Nabi Muhammad SAW.
Menurut sejarah Nabi Muhammad
memiliki lebih dari satu Istri, ada riwayat yang mengatakan sembilan namun ada
juga yang menyatakan lebih. Namun selama bersama Khadijah Nabi tidak pernah
melakukan poligami. Saat Khadijah wafat dan ketika beban dakwah begitu berat,
para sahabat menyarankan agar Nabi menikah lagi supaya ada yang mengurus beliau
dan anak-anaknya ketika di rumah.
Perlu digaris bawahi Nabi memiliki
banyak istri bukan karena keinginan Nabi untuk poligami tapi sebagian besar
dilakukan justru untuk berdakwah menyebarkan Islam dan uuntuk melindungi
janda-janda perang yang suaminya syahid. Semua istri Nabi adalah janda kecuali
Aisyah yang dinikahi Nabi masih gadis.
Seperti alasan Nabi menikahi
Juayriya Bint Al-Harith adalah untuk menyebarkan Islam. Juayriya Bint Al-Harith
adalah seorang janda tawanan dalam perang Al-Mustalaq yang merupakan tokoh
terpandang alias bangsawan dari Bani Al Mustalaq yang memiliki massa dan
pengaruh. Jika Nabi memerdekakannya dan menikahinya maka kemungkinan besar
massa dari Juayriya Bint Al-Harith juga akan masuk Islam dan itu akan mengokohkan
kedudukan pemerintahan Islam di Madinah dan di Jazirah Arab. Jadi alasan Nabi
menikah adalah untuk Islam bukan untuk memuaskan “nafsu birahi” seperti yang
dituduhkan musuh-musuh Islam.
Setelah Juayriya Bint Al-Harith
dibebaskan, Nabi memberi pilihan apakah Juayriya Bint Al-Harith ingin kembali
pada keluarganya atau masuk Islam. Setelah memilih masuk Islam Nabi pun
mengajukan lamaran yang sebelumnya tak disangka oleh Juayriya Bint Al-Harith,
hal inilah yang membuat Bani Al-Mustalaq merasa terhormat dan akhirnya mereka
semua masuk Islam.
Saat Nabi menikahi Aisyah anak Abu
Bakar yang saat itu baru berusia 9 tahun juga untuk menjaga martabat
sahabatnya, Abu Bakar yang selalu menolongnya dalam memperjuangkan Islam.
Ketika itu, di Mekkah saat Islam belum kuat, kaum kafir gemar sekali melecehkan
perempuan. Aisyah yang saat itu menginjak remaja dan menjadi gadis yang sangat
mempesona dengan kecantikan dan kecerdasannya dikhawatirkan akan menjadi korban
para kafir Quraisy sedangkan Abu Bakar sudah berusia lanjut, sehingga turunlah
perintah Alloh pada Nabi untuk menikahi Aisyah.
Ketika Nabi menikahi Aisyah, saat
itu Aisyah masih berusia 9 tahun dan sedang bermain boneka layaknya anak
seusianya. Dan jangan berfikir jika setelah menikah lalu Nabi akan menuanikan
“haknya” layaknya pengantin pria pada istrinya. Menurut riwayat, Aisyah tetap
tinggal bersama ibunya sampai ia cukup umur. Nabi Muhammad SAW dan Aisyah
tinggal bersama ketika Aisyah kurang lebih berumur 19 tahun. Tujuan Nabi
menikahinya adalah untuk menjaga anak sahabatnya dari para kafir jahanam agar
tidak ada berani yang melecehkan anak sahabatnya itu.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi pun bermain dengan Aisyah seperti bermain dengan anak-anak saat Aisyah belum cukup umur. Tak ada satupun hadist yang meriwayatkan tentang hubungan suami-istri yang dilakukan Nabi dan Aisyah saat Aisyah masih belia. Nabi sangat menghormati anak sahabatnya itu begitupun Aisyah juga sangat menghormati Nabi Muhammad.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi pun bermain dengan Aisyah seperti bermain dengan anak-anak saat Aisyah belum cukup umur. Tak ada satupun hadist yang meriwayatkan tentang hubungan suami-istri yang dilakukan Nabi dan Aisyah saat Aisyah masih belia. Nabi sangat menghormati anak sahabatnya itu begitupun Aisyah juga sangat menghormati Nabi Muhammad.
Banyak lagi latar belakang mengapa
Nabi Muhammad berpoligami yang ujung-ujungnya adalah untuk menyebarkan Islam,
melindungi janda yang suaminya menjadi syahid dan untuk menjaga kedaulatan
pemerintahan Islam di Madinah yang saat itu memang sangat rentan sekali diadu
domba kafir Quraisy dan Yahudi yang benci dengan Islam. Jadi intinya Nabi
memiliki istri banyak bukan karena syahwat pribadi namun ujung-ujungnya adalah
untuk Islam.
Pada waktu itu masyarakatnya masih sangat liar sekali sehingga jika seorang perempuan tak punya pelindung seperti suami atau ayah yang memiliki kuasa maka akan menjadi sasaran empuk untuk diperlakukan zalim. Tentu saja Nabi tak ingin itu terjadi pada wanita muslimah yang sudah rela mengizinkan suaminya jihad sampai syahid itu diperlakukan keji oleh para kafir. Dan jalan terbaik adalah menikahinya jika memang sang janda tersebut sudah tak memiliki wali yang kuat alias ayah atau saudara laki-laki yang kuat. Jika hanya melindunginya saja tanpa menikahinya maka akan dikhawatirkan timbul fitnah yang diada-adakan oleh pihak musuh.
Pada waktu itu masyarakatnya masih sangat liar sekali sehingga jika seorang perempuan tak punya pelindung seperti suami atau ayah yang memiliki kuasa maka akan menjadi sasaran empuk untuk diperlakukan zalim. Tentu saja Nabi tak ingin itu terjadi pada wanita muslimah yang sudah rela mengizinkan suaminya jihad sampai syahid itu diperlakukan keji oleh para kafir. Dan jalan terbaik adalah menikahinya jika memang sang janda tersebut sudah tak memiliki wali yang kuat alias ayah atau saudara laki-laki yang kuat. Jika hanya melindunginya saja tanpa menikahinya maka akan dikhawatirkan timbul fitnah yang diada-adakan oleh pihak musuh.
Sangat jahat dan keji sekali orang
yang menuduh Nabi Muhammad melakukan poligami karena syahwat. Jangan
dibandingkan pria zaman sekarang, punya harta lebih sedikit saja pinginnya
nikah lagi, kalau ditanya alasannya melakukan sunnah Rosul tapi sebenarnya agamanya
nol, gak pernah sholat, gak bisa ngaji, ujung-ujungnya malah rumah tangganya
berantakan (Naudzubillah), bener-bener pria zaman sekarang (yang seperti itu)
tak tau diri. Mungkin gak pernah tahu Biografi Nabi Muhammad secara benar dan
utuh.
Berikut ini
adalah nama istri-istri Nabi Muhammad SAW :
1.
Khadijah
binti Khuwailid
2.
Saudah binti
Zam'ah
3.
Aisyah binti
Abu Bakar
4.
Hafshah
binti Umar bin al-Khattab
5.
Hindun binti
Abi Umayyah (Ummu Salamah)
6.
Ramlah binti
Abu Sufyan (Ummu Habibah)
7.
Juwayriyah
(Barrah) binti Harits
8.
Shafiyah
binti Huyay
9.
Zaynab binti
Jahsy
10. Zaynab binti Khuzaymah
11. Maymunah binti al-Harits
12. Maria binti Syama’un atau Maria
Al-Qabtiyya
Para istri Nabi Muhammad ini diberi
julukan Ummu Al-Mukminin atau Ibu para Mukmin dan sepeninggal Rosulullah tidak
diperkenankan menikah lagi dengan orang lain.
Wafatnya Nabi Muhammad SAW
PAGI itu, Rasulullah dengan suara
terbata-bata memberikan petuah: “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan
Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya.
Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang
mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku,
akan bersama-sama masuk surga bersama aku,".
Khutbah singkat itu diakhiri dengan
pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar
menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan
tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya
dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya
sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat
kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat,
tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat
turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana sepertinya
tengah menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu
rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang
terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma
yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang
berseru mengucapkan salam.
“Assalaamu’alaikum…
.Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya
masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan
dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.
“Siapakah
itu, wahai anakku?”
“Tak tahulah aku ayah, sepertinya
baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap
putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah
hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang
menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.
Malaikat Maut datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian
dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut
ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya Malaikat Jibril Tidak
Sanggup melihat Rasulullah dicabut nyawanya)
“Jibril,
jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara
yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka,
para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu” kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah
lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau
tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan
khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada
didalamnya’,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya
Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh
Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril,
betapa sakit sakaratul maut ini,” ujar Rasulullah mengaduh lirih.
Fatimah
terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan
muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga
kaupalingkan wajahmu, wahai Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar
wahyu itu.
“Siapakah
yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.
Sebentar
kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini,
timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku.”
Badan
Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya
bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Peliharalah
shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”
Di luar
pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah
menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir
Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii. ummatii. ummatii.”
“Wahai jiwa yang tenang kembalilah
kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam
jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”
‘Aisyah ra berkata: ”Maka jatuhlah
tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh
aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.”
Dia berkata:
”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar
dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:
”Rasulullah
telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”
Maka mengalirlah tangisan di dalam
masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak kecil
menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.
Adapun Umar
bin Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan
pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi
untuk menemui Rabb-Nya.”
Adapun orang yg paling tegar adalah
Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai
sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.”
Kemudian dia
mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan
mati.”
Keluarlah Abu Bakar ra menemui
orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad
sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya
Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”
‘Aisyah berkata: “Maka akupun keluar
dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.”
Inna lillahi
wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling
mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari
Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Shalawat dan
salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah. Kemudian jenazah Yang
Mulia Rosul dimakamkan di dekat masjid Nabawi di Madinah.
Itulah teman
Biografi Nabi Muhammad SAW. Seorang manusia mulia yang berjuang dengan segenap
jiwa dan raganya memperbaiki masyarakat yang rusak parah menjadi masyarakat
madani yaitu masyarakat yang hidup dengan aturan-aturan Alloh SWT.
Tak ada manusia sebelum dan sesudahnya yang bisa sukses mengemban misi ini, menjadi kepala rumah tangga yang adil dan menyayangi keluarganya, menjadi pemuka agama, menjadi pemimpin umat, menjadi kepala negara, pengusaha sukses dan banyak lagi prestasi Nabi Muhammad yang dapat menjadi panutan bagi kita semua. Dunia – akhirat dapat beliau taklukkan dengan berpedoman Al-Quran.
Orang diluar Islam pun banyak yang mengakui kesuksesan Nabi Muhammad bahkan seorang penulis Yahudi, Michael H Hart dalam bukunya yang termasyur yaitu “100 Tokoh Dunia Yang Paling Berpengaruh” menempatkan Nabi Muhammad SAW diurutan pertama.
Tak ada manusia sebelum dan sesudahnya yang bisa sukses mengemban misi ini, menjadi kepala rumah tangga yang adil dan menyayangi keluarganya, menjadi pemuka agama, menjadi pemimpin umat, menjadi kepala negara, pengusaha sukses dan banyak lagi prestasi Nabi Muhammad yang dapat menjadi panutan bagi kita semua. Dunia – akhirat dapat beliau taklukkan dengan berpedoman Al-Quran.
Orang diluar Islam pun banyak yang mengakui kesuksesan Nabi Muhammad bahkan seorang penulis Yahudi, Michael H Hart dalam bukunya yang termasyur yaitu “100 Tokoh Dunia Yang Paling Berpengaruh” menempatkan Nabi Muhammad SAW diurutan pertama.
Semoga kita
juga bisa meneladani beliau, Shalawat serta Salam selalu tercurah untuk beliau
dan keluarganya. Amin.
Allahumma
shali'alla Muhammad....
Komentar
Posting Komentar