WIBAWA YANG RUNTUH



WIBAWA YANG RUNTUH
OLEH Habib Mahdi al hiyed

Ulama adalah pewaris para Nabi, ajarannya sebagai tongkat estafet generasi penerus pendahulunya yg baik, hingga tersambung pada para tabi'in, sahabat, ahlulbait dan bermuara pada telaga Rasulullah SAW yg suci
Seluruh ummat ini mengerti bahwa keselamatan kita tergantung dari bagaimana kita berpegang teguh pada ajaran Rasulullah SAW dgn mengikuti para ulama pewaris nya. Ulama akhirat yg tidak mempunyai kepentingan duniawi, kedudukan, jabatan, partai dan segala pernak pernik ambisi.
Pembagian ulama dunia dan ulama akhirat sudah sangat populer dlm kitab2 klasik, seperti Ihyaulumuddin karya Imam Ghazali dan kitab2 lain, krn masalah ini telah di singgung dlm Al-Quran dan Hadits. Oleh krn nya para ulama telah mewanti2 kepada kita akan bahaya ulama seperti ini.
Setiap generasi tidak pernah sunyi dari ulama yg nyeleneh, berfatwa nyentrik, tampil beda dari jumhur dgn tujuan mencari popularitas, uang dan kedudukan.
Ulama seperti mereka lah yg mencoreng para ulama yg mukhlis berdakwah, sebagai penerus para Nabi.
Rupanya celah ini sangat di fahami benar oleh musuh2 Islam, mereka menginginkan ummat ini tidak percaya lagi pada para ulama, sebagaimana org2 barat tidak percaya lagi pada para pendeta dan segala simbul keagamaan.
Mereka merancang berbagai macam program, salah satu makar mereka adalah mempopulerkan orang2 yg tidak mempunyai keilmuan dan iman yg cukup, mereka ekspos besar2an sehingga tidak seorangpun tak mengenal ulama/ustadz/dai/kiyai tsb. Jika org ini akan di jatuh kan maka sangat mudah, karena dia tidak punya ilmu yg benar2 di butuhkan oleh masyarakat.
Kejatuhan ulama gadungan produk media ini, utk orang awam sangat berpengaruh.
Mereka akan meremehkan semua ulama, maka sering kita dengar ungkapan ustadz juga manusia, ungkapan ini benar dan kita tahu bhwa ustadz adalah manusia, namun yg tersirat disitu adalah usaha utk meruntuhkan wibawa seluruh ulama.
Opini yg di bentuk oleh media sekuler adalah penceramah itu adalah ulama, yg secara otomatis bisa menjawab segala urusan agama, betapa konyol ummat ini di kelabuhi oleh da'i minus ilmu tentang segala macam ilmu agama, tiba2 menjadi da'i kondang krn mendapat fasilitas media tv.
Mereka para dai jahil, tidak mempunyai akhlaq sebagai seorang muslim yg baik apalagi sebagai akhlaq para ulama, krn kebodohannya mereka sgt mudah di jadikan badut, menceritakan tentang kehidupan pribadinya, mencium istri dihadapan banyak org, berbicara tarif dakwahnya, glamor hartanya dan hal2 konyol yg sangat memalukan, utk menyuarakan kebenaran pun harus sesuai pesanan.
Itu semua mereka anggap wajar dan bahkan dpt mendongkrak popularitas, padahal tanpa di sadari itu adalah sumbangsih besar mereka dlm merusak citra ulama dan mencoreng agamanya sendiri.
Dalam era keterbukaan seperti sekarang, media sosial, facebook dll bisa dijadikan sarana dakwah namun bisa juga dijadikan sebagai pelampias org2 bodoh berbicara tentang agama, maka byk bermunculan ulama internet yg tidak jelas asal usulnya. Sanad mereka berujung pada kiyai google, alangkah berbahayanya org semacam ini dijadikan panutan ummat.
Kesalahan yg lain dlm meruntuhkan wibawa para ulama, adalah kebiasaan kita menghormati dgn cara berlebihan pada para anak atau keturunan ulama, sehingga kita posisikan segala gerak gerik mereka selalu benar, padahal ilmu itu tidak di wariskan dari ayah atau paman, juga tidak dapat di raih melalui mimpi.
Kalaupun kita menghormati keturunan ulama semestinya kita juga harus tahu apakah mereka sama seperti ayah atau kakek moyang mereka dlm keilmuan, akhlaq dan aqidah.
Menyamakan org bodoh hanya krn garis keturunan dengan org alim adalah salah.
Jika ini terjadi maka semakin memperparah keterpurukan wibawa para ulama, akan semakin tidak di dengar wejangan dan fatwanya, sehingga fatwa mereka tidak ubahnya hanya seperti saran teman yg boleh diambil dan dibuang.....
Subhanalloh...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Habaib dan Ulama Tegal

Wali Songgo dan pendahulunya

wahabi